8 Desember 2013

Gunung Bukan Tempat Sampah !!!



Gunung Bukan Tempat Sampah
    Mendaki sebuah gunung saat ini sudah sebagai life style tersendiri, ketika kota di banjiri oleh kesibukan jam kerja, demo dan lain sebagainya. Mendaki menjadi sebuah daya tarik tersendiri untuk melepas penat dalam kehidupan sehari-hari, informasi yang mudah didapat dan ada beberapa agen travel menyedikan perjalanan mendaki gunung itu mempermudah seseorang untuk menikmati rimba.
     Beberapa waktu lalu tayangnya film 5 cm bisa dibilang menjadi titik awal menjamurnya pendakian di gunung-gunung Indonesia, salah satunya di gunung Semeru. Dalam film yang di perankan oleh Herjunot Ali dan kawan-kawan ini memberi gambaran betapa indah dan lestarinya gunung yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) itu.

    Efeknya bermunculan pendaki-pendaki baru, mereka yang kurang tahu tentang sikap pendaki yang membawa turun sampahnya, menjadi sebuah hal yang sampai kini (Desember 2013) menjadi masalah tersendiri. Penumpukan titik-titik sampah dan dijalur pendakian mulai terlihat, sampah plastik bungkus permen, jamu masuk angin, sampau bungkus madu.

     Polemik lain juga muncul di gunung tempat bersemayam para Dewa ini. Tumbuhnya pendaki-pendaki baru yang begitu banyak dan minim pengalamn memunculkan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar yang hidup di daerah sekitar pos pendakian. Penduduk dilibatkan sebagai penyedia jasa porter dengan upah 150-200 ribu membuat penyedia jasa tumbuh subur. Namun bukan itu masalahnya, masalahnya dalah porter-porter ini enggan membawa turun sampah-sampah milik pengguna jasa.

     Porter cenderung membakar sampah di samping selter atau tempat para pendaki membuka tendanya, dalam hal ini Ranu Kumbolo dengan alasan yang bervariatif. Tempat pembakaran/pembuangan sampah yang berada dikemiringan lebih tinggi dari sumber air menjadi masalah, sebabab ketika musim penghujan air akan membawa zat-zat yang terkandung dalam sampah mengalir masuk dalam Ranu Kumbolo.

     Ranu Kumbolah adalah tempat bermalam pertama bagi para pendaki, menggembalikan tenaga dan melihat sunrise sebelum melanjutkan pendakian ke Kalimati. Air disini digunakan sebagai air minum dan memasak bagi para pendaki, bukan tidak mungkin jika musim penghujan datang dan air sudah terkontaminasi dengan zat-zat bisa menjadi sumber penyakit walau sudah di panaskan terlebih dahulu. Apa Kita, Kalian, atau Kamu ingin membuat Kumbolo menjadi sarang penyakit akibat sampah? Saya harap tidak. 

Jember Backpacker
       Memberi pengetahuan dan pengawasan terhadap porter tentang pelestarian perlu dilakukan oleh TNBTS.  Beberapa komunitas pendaki juga menyuarakan "GUNUNG BUKAN TEMPAT SAMPAH", salah satunya Trasbag Cominity. Melalui ini mereka membersihkan sampah-sampah saudara kita yang masih belum tahu tentang sebuah pelestarian alam. Mereka juga menyuarakan ini melalui media sosial dengan tujuan yang mulia, tujuan melestarikan Alam dan Rimba kita tidak kotor akibat sampah.

      Melalui tulisan ini kami Jember Backpacker ingin mengajak teman-teman backpacker yang lain menyuarakan hal yang sama yakni "GUNUNG BUKAN TEMPAT SAMPAH". Karena pecinta alam bukan dilihat dari kita ikut dalam organisasi pecinta alam atau tidak, pecinta alam adalah mereka yang peduli dan cinta dengan pelestarian alam melalui dirinya sendiri dan tidak memandang komunitas. Bendera kita boleh beda namun melestarikan alam adalah tanggung jawab bersama.

#Salam Lestari
#Salam Ransel
#Salam hangat dari kami Jember Backpacker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar